Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, percaya bahwa nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai angka fantastis sebesar US$400 miliar, atau sekitar Rp 6.649 triliun, pada tahun 2030. Keyakinan ini berlandaskan pada pertumbuhan yang kuat yang telah ditunjukkan industri digital di Indonesia, yang diketahui saat ini menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN. Pada 2024, nilai ekonomi digital Indonesia tercatat sebesar US$90 miliar atau setara dengan Rp 1.496 triliun, menegaskan posisi Indonesia yang semakin kuat dalam sektor ini.
Dalam pembukaan Festival Ekonomi Digital Indonesia (FEKDI) dan IFSE 2025 di Jakarta, Airlangga menyatakan, “Ekonomi digital telah tumbuh pesat dan menjadi salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.” Ini menunjukkan betapa pentingnya sektor digital dalam peta ekonomi nasional. Airlangga menyoroti sektor keuangan digital sebagai salah satu motor utama pertumbuhan ini, yang semakin terlihat melalui langkah-langkah pemerataan elektronifikasi sistem pembayaran.
Salah satu contoh konkret adalah peran layanan sistem pembayaran QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard). Layanan ini telah merambah ke berbagai sektor, termasuk di warung-warung kecil di seluruh Indonesia. Pemanfaatan QRIS semakin meningkat, dengan 56 juta pengguna terdaftar, di mana 93 persen pengguna adalah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Hal ini mencerminkan bahwa digitalisasi ekonomi telah tumbuh secara organik, menciptakan inklusi keuangan yang lebih baik bagi masyarakat.
Airlangga menekankan bahwa inklusi keuangan sangat penting untuk memastikan berbagai program pemerintah, seperti penyaluran bantuan sosial, dapat berjalan dengan efektif. “Setiap keluarga Indonesia tentunya perlu mempunyai inklusi keuangan,” ujarnya. Melalui digitalisasi, program-program tersebut bisa lebih tepat sasaran dan transparan.
Pertumbuhan ekonomi digital ini juga didorong oleh meningkatnya adopsi teknologi di berbagai kalangan. Pelaku usaha kini semakin menyadari pentingnya memanfaatkan solusi teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing. Dengan semakin banyaknya platform dan aplikasi digital yang tersedia, baik untuk transaksi keuangan maupun layanan lainnya, masyarakat memiliki berbagai pilihan untuk berpartisipasi dalam ekonomi digital.
Airlangga menambahkan, faktor lain yang turut memengaruhi pertumbuhan ini adalah dukungan dari berbagai kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan teknologi dan inovasi. Langkah-langkah strategis dari pemerintah, bersama dengan kerjasama dengan pelaku industri dan pemangku kepentingan lainnya, dianggap krusial dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi investasi dan pertumbuhan di sektor digital.
Potensi besar yang dimiliki Indonesia dalam mencapai target tersebut tentunya juga menyangkut infrastruktur teknologi yang terus ditingkatkan. Pemerintah berkomitmen untuk melakukan percepatan pembangunan infrastruktur digital yang lebih merata di berbagai daerah. Hal ini diharapkan dapat mendukung penetrasi layanan digital dan meningkatkan aksesibilitas bagi masyarakat.
Di tengah pesatnya pertumbuhan ini, tantangan tetap ada. Edukasi kepada masyarakat mengenai penggunaan teknologi, serta peningkatan keamanan siber, menjadi isu yang harus diatasi untuk memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi digital tidak hanya cepat, tetapi juga berkelanjutan dan aman.
Sebagai langkah ke depan, penting bagi seluruh pihak untuk berkolaborasi dalam menciptakan ekosistem digital yang inklusif. Dengan berbagai inisiatif yang sedang berjalan, Airlangga optimistis bahwa Indonesia mampu mencapai target pertumbuhan ekonomi digital yang ambisius dan menjadikan negara ini sebagai salah satu pemain utama di kancah global.
