OPINI: Segmen Korporasi Temukan Arah Baru Pertumbuhan Bank Syariah

Perbankan syariah di Indonesia tengah menghadapi tantangan dalam pendapatannya di tengah persaingan industri yang semakin ketat. Meskipun pertumbuhan aset dan kinerja keuangan menunjukkan tren positif, market share perbankan syariah masih terjebak di kisaran 7% hingga 8% dari keseluruhan industri. Secara khusus, segmen korporasi diyakini dapat menjadi pendorong utama pertumbuhan baru bagi bank syariah, tetapi saat ini, potensi ini belum sepenuhnya dimanfaatkan.

Dalam beberapa tahun terakhir, rata-rata pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 12,18%, dengan dana pihak ketiga tumbuh 11,12% dan penyaluran pembiayaan meningkat 15,15%. Keuntungan juga mengalami pertumbuhan signifikan, mencapai rata-rata 25,27% per tahun. Namun, pertumbuhan pasar yang stagnan menunjukkan bahwa ada kesenjangan antara kinerja keuangan dan pangsa pasar yang didapat.

Salah satu faktor penghambat utama adalah dominasi segmen ritel dan konsumer dalam struktur bisnis perbankan syariah. Pembiayaan konsumer dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) saat ini menjadi motor utama pertumbuhan. Walaupun ini bukanlah pendekatan yang salah, segmen korporasi justru diharapkan dapat menjadi penggerak utama, mirip dengan praktik di perbankan konvensional yang lebih agresif dalam pembiayaan korporasi.

Dalam konteks ini, pembiayaan korporasi terbukti memiliki efek berganda, yang mencakup aktivitas ekonomi mulai dari pemasok hingga transaksi di sektor turunannya. Sayangnya, ada beberapa alasan mengapa bank syariah belum mengambil langkah agresif untuk menyasar segmen korporasi. Pertama, risiko pembiayaan korporasi cenderung tinggi, terutama pada proyek berkapasitas besar dengan jangka waktu panjang. Ketersediaan instrumen mitigasi risiko sesuai prinsip syariah, seperti hedging syariah dan asuransi proyek berbasis syariah, masih terbatas saat ini.

Kedua, bank syariah menghadapi tantangan dalam hal efisiensi biaya pendanaan. Dengan cost of fund (CoF) bank syariah yang masih berkisar di angka 4%, perbandingan ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan bank konvensional yang hanya sekitar 2%. Struktur pendanaan yang ada juga sering kali tidak mendukung pembiayaan dengan margin yang tipis, yang menjadi karakter khas di segmen korporasi. Hal ini membuat perusahaan besar dengan posisi keuangan yang kuat lebih cenderung memilih bank konvensional untuk pembiayaan kebutuhan modal kerja dan investasi.

Ketiga, keberadaan perusahaan korporasi besar dapat membangun ekosistem perbankan syariah yang lebih luas. Dalam ekosistem ini, peran bank syariah tidak hanya terfokus pada pembiayaan individual, tetapi juga harus mencakup pengelolaan dana perusahaan dan hubungan dengan semua stakeholder, mulai dari pemasok hingga karyawan. Pendekatan kolaboratif ini dapat menumbuhkan loyalitas dan menciptakan perputaran transaksi yang lebih besar.

Ke depan, bank syariah perlu mengalihkan fokus dari pertumbuhan yang didorong oleh ritel menuju pertumbuhan berbasis ekosistem. Untuk itu, kolaborasi lintas segmen menjadi penting dalam menciptakan sinergi yang dapat menguntungkan seluruh pihak. Dalam hal ini, bank syariah diharapkan dapat membangun komunikasi yang lebih baik, serta memberikan literasi mendalam mengenai prinsip syariah kepada korporasi dengan harapan dapat menjadikan mereka sebagai mitra strategis dalam pengelolaan keuangan.

Namun demikian, untuk dapat memasuki segmen korporasi dengan efektif, bank syariah harus memperkuat manajemen risiko. Pembiayaan di sektor ini memiliki kompleksitas tinggi, maka diperlukan panduan dan strategi yang komprehensif untuk mitigasi risiko. Memperkuat pemahaman terhadap kondisi ekonomi global dan tren terkini juga sangat penting agar keputusan pembiayaan yang diambil relevan dengan perkembangan pasar.

Dengan langkah yang terukur dan kemitraan yang solid, diharapkan bank syariah dapat memperluas pangsa pasarnya, tumbuh lebih kuat, dan berkontribusi positif bagi masyarakat. Hal ini juga menunjukkan pentingnya bagi bank syariah untuk mengetahui ekosistem bisnis yang lebih luas agar dapat beradaptasi dengan baik dalam meningkatkan daya saing di pasar perbankan nasional yang semakin kompetitif.

Baca selengkapnya di: finansial.bisnis.com
Exit mobile version