Keuntungan PT Timah Anjlok 33% di Kuartal III 2025: Apa Penyebabnya dan Dampaknya?

PT Timah Tbk (TINS) mengalami penurunan laba bersih yang signifikan pada kuartal III 2025. Menurut laporan keuangan (unaudited) per 30 September 2025, laba bersih TINS tercatat sebesar Rp602,42 miliar. Angka ini menunjukkan penurunan hingga 33,71 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu Rp908,78 miliar.

Penurunan laba bersih ini terutama dipicu oleh menyusutnya pendapatan usaha perusahaan. Pendapatan TINS menurun 20 persen, dari Rp8,25 triliun pada kuartal III 2024 menjadi hanya Rp6,60 triliun. Meskipun TINS berhasil melakukan efisiensi, beban pokok pendapatan tetap menekan laba kotor hingga menjadi Rp1,53 triliun.

Kinerja Laba dan Beban
Tekanan lebih lanjut terlihat pada laba sebelum pajak yang turun dari Rp1,25 triliun menjadi Rp812,80 miliar. Hal ini berimbas pada laba per saham dasar (EPS), yang menurun dari Rp122 menjadi Rp81 per lembar saham. Beban operasional dan beban usaha yang meningkat turut memberikan dampak negatif terhadap kinerja laba perusahaan.

Kondisi Pasar Timah Global
Manajemen TINS menyatakan bahwa penurunan laba bersih mencerminkan tantangan berat akibat fluktuasi harga timah dunia. Permintaan ekspor yang melemah juga berkontribusi pada penurunan kinerja ini. TINS mengalami kesulitan dalam memanfaatkan potensi pasar, mengingat ketidakpastian yang ada di sektor ini.

Peningkatan Aset dan Liabilitas
Menariknya, di tengah tekanan terhadap profitabilitas, total aset TINS justru meningkat menjadi Rp13,69 triliun pada September 2025. Peningkatan aset ini terutama disebabkan oleh kenaikan pada aset lancar, khususnya pos piutang usaha dan persediaan, yang mencapai Rp7,25 triliun. Namun, liabilitas perusahaan juga melonjak menjadi Rp6,08 triliun yang menunjukkan peningkatan signifikan dari Rp5,34 triliun pada akhir 2024.

Pendanaan dan Ketidakpastian
Lonjakan utang jangka pendek dan pinjaman bank menunjukkan bahwa TINS mungkin mengandalkan pendanaan eksternal untuk menopang operasional dan persediaan. Ketidakpastian harga timah di pasar global memaksa perusahaan untuk mencari sumber daya tambahan guna menjaga keberlangsungan operasionalnya.

Kondisi ini menggambarkan bagaimana dinamika pasar dapat berdampak langsung pada kinerja perusahaan. Di satu sisi, peningkatan aset memberikan harapan, namun di sisi lain, beban liabilitas yang meningkat menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan.

PT Timah Tbk perlu merumuskan strategi lebih baik untuk menghadapi fluktuasi pasar yang ekstrem. Dengan mengoptimalkan efisiensi dan mengeksplorasi pasar baru, diharapkan TINS mampu kembali meraih kinerja yang positif di masa depan. Ini adalah tantangan yang harus dihadapi agar perusahaan dapat beradaptasi dengan kondisi yang ada dan meraih peluang yang mungkin muncul.

Baca selengkapnya di: www.suara.com
Exit mobile version