Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kenaikan jumlah pekerja formal di Indonesia. Pada Agustus 2025, proporsi pekerja formal mencapai 42,20 persen dari total penduduk yang bekerja. Ini adalah peningkatan kecil dari 42,05 persen pada tahun sebelumnya. Data ini menunjukkan bahwa kualitas pasar tenaga kerja semakin bagus saat perekonomian tumbuh.
Di sisi lain, angka pengangguran juga mengalami penurunan. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) tercatat sebesar 4,85 persen pada Agustus 2025. Ini lebih baik daripada 4,91 persen yang tercatat pada Agustus 2024. Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, Moh Edy Mahmud, menyatakan bahwa jumlah pengangguran terbuka kini menjadi 7,46 juta orang.
Peningkatan pekerja formal sangat dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah buruh, karyawan, dan pegawai. Hal ini menunjukkan bahwa lebih banyak orang berhasil memasuki sektor formal. Sementara itu, pendidikan juga berperan penting dalam peningkatan kualitas tenaga kerja. Proporsi penduduk yang bekerja lulusan diploma ke atas naik dari 10,50 persen menjadi 10,84 persen.
Sebaliknya, jumlah pekerja berpendidikan SD ke bawah menurun. Pada Agustus 2025, proporsi mereka tercatat 34,75 persen, turun dari 35,80 persen pada tahun lalu. Penurunan ini menandakan pergeseran positif dalam hal keterampilan tenaga kerja. Ini juga mengindikasikan bahwa pendidikan menjadi faktor penting dalam kesiapan pasar tenaga kerja saat ini.
BPS juga mencatat bahwa proporsi pekerja penuh waktu mencapai 67,32 persen. Sebanyak 24,77 persen lainnya bekerja paruh waktu. Sebagai catatan, mereka yang termasuk dalam kategori setengah pengangguran juga mencapai 7,91 persen. Data ini menunjukkan struktur pekerjaan yang beragam di Indonesia.
Peningkatan jumlah pekerja formal dan penurunan pengangguran membuka peluang lebih besar bagi perekonomian. Dengan lebih banyak orang bekerja di sektor formal, daya beli masyarakat diharapkan meningkat. Ini berpotensi mendukung pertumbuhan konsumsi domestik, yang merupakan motor utama perekonomian nasional.
Tingkat pengangguran yang lebih rendah dan lebih banyak pekerja formal juga berdampak pada ketahanan ekonomi rumah tangga. Ketika lebih banyak orang memiliki pekerjaan yang stabil, risiko kemiskinan dapat berkurang secara signifikan. Hal ini akan membantu menciptakan lapangan kerja baru dan memicu pertumbuhan ekonomi yang lebih kuat.
BPS memberikan gambaran yang jelas tentang perkembangan kondisi pasar tenaga kerja di Indonesia. Data dari Agustus 2025 menunjukkan tren positif yang perlu diantisipasi lebih lanjut. Keberlanjutan perbaikan dalam struktur pekerjaan dan tingkat pengangguran akan berpengaruh kuat terhadap kesejahteraan masyarakat.
Sebagai catatan, perbaikan dalam kualitas pekerjaan ini tidak hanya bermanfaat bagi individu. Namun, ini juga membawa dampak luas bagi ekonomi nasional. Masyarakat yang lebih sejahtera dapat berkontribusi lebih baik terhadap pertumbuhan nasional.
Ke depan, pemerintah perlu terus memonitor dan mendukung kebijakan yang mempromosikan penciptaan lapangan kerja. Hal ini penting agar angka pengangguran terus menurun. Selain itu, pendidikan dan pelatihan harus ditingkatkan untuk menyiapkan tenaga kerja menghadapi tuntutan pasar.
Dengan langkah-langkah yang tepat, Indonesia dapat terus melihat peningkatan dalam jumlah pekerja formal. Penurunan tingkat pengangguran juga harus menjadi prioritas agar semua mendapatkan akses pekerjaan yang layak. Ini adalah tantangan sekaligus kesempatan untuk membangun masa depan ekonomi yang lebih cerah.
Baca selengkapnya di: economy.okezone.com